Sejarah Ulul Mayang
Desa Ulul Mayang pada awal mulanya adalah nama sebuah lokasi dipinggiran laut, Desa Ulul Mayang adalah Desa yang mempunyai daratan, laut, bukit. Masyarakat Desa Ulul Mayang berasal dari beberapa keluarga yang menetap dan bercocok tanam di Ulul Mayang. Keluarga tersebut hidup berkembang dengan rukun dan damai, dari perkembangan keluarga inilah terbentuk sebuah pemukiman penduduk. Desa Ulul Mayang sampai sekarang terdiri dari 3 (tiga) Dusun :
a. Dusun Bano Jaya
b. Dusun Bahagia
c. Dusun Parudian
Sistem Pemerintahan Desa Ulul Mayang berasaskan pada pola adat/kebudayaan dan peraturan formal yang sudah bersifat umum sejak zaman dahulu, pemerintahan Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dibantu oleh seorang Sekretaris Desa, Kaur, dan BPD. Imam Mukim memiliki peranan yang cukup kuat dalam tatanan pemerintahan Desa, yaitu sebagai penasehat baik dalam penetapan sebuah kebijakan di tingkat pemerintahan Desa dan dalam memutuskan sebuah putusan hukum adat.
BPD menjadi bagian lembaga penasehat Desa, BPD juga sangat berperan dan berwenang dalam memberi pertimbangan terhadap pengambilan keputusan-keputusan Desa, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Kepala Desa. Imam Meunasah berperan mengorganisasikan kegiatan-kegiatan keagamaan. Pelaksanaan Pembangunan sangat minim sampai dengan tahun 2003, kalaupun ada hanya pemban gunan skala yang sangat kecil, dan itu pun berasal dari swadaya masyarakat. Baru dari priode tahun 2004 mulai adanya pembangunan yang signifikan sampai saat pasca tsunami.
